Review
Secara
ringkas, film ini bercerita tentang dua detektif bernama Somerset, seorang
detektif senior yang sebentar lagi akan pensiun, diperankan oleh Morgan Freeman
dan David Mills, seorang detektif muda yang baru saja dipindahkan dari suatu
distrik, diperankan oleh Brad Pitt. Dihari pertama mereka bekerja bersama, mereka
menemukan seorang pria obesitas yang dipaksa untuk makan sampai akhirnya mati,
pria ini mewakili “Gluttony” atau
kerakusan. Pada hari selanjutnya, ditemukan seorang jaksa yang juga terbunuh
dengan sadis. Di dekat lokasi kematian jaksa ini ditemukan tulisan “Greed” atau keserakahan. Disini, kedua
detektif itu menemukan beberapa petunjuk yang menuntun mereka kepada seorang
pembunuh berantai yang menghubungkan kejahatannya dengan “Seven deadly sins” atau 7 dosa yang mematikan. Dua hari kemudian,
sidik jari yang mereka temukan di lokasi sebelumnya menuntun mereka ke suatu
apartemen dan menemukan seorang pria sekarat yang sedang diikatkan ke kasurnya.
Pada awalnya, kedua detektif ini mengira bahwa pria itu sudah mati tapi
ternyata belum. Di lokasi ini juga ditemukan foto-foto yang sengaja diambil
oleh pembunuh tersebut sama seperti di lokasi-lokasi sebelumnya. Pada pria yang
ditemukan sekarat ini ditemukan kata “Sloth”
atau kemalasan.
Di
sisi lain, ada Tracy Mills, istri dari detektif Mills yang diperankan oleh
Gwyneth Paltrow. Dia merasa kurang nyaman dengan kepindahannya ke kota baru ini
ditambah dengan kasus yang sedang ditangani suaminya. Suatu hari, Tracy
mengajak untuk bertemu dengan detektif Somerset. Tracy memberi tahu bahwa dia
sedang mengandung dan berencana untuk melakukan aborsi. Namun dicega oleh
detektif Somerset yang menyarankan untuk bersabar dan untuk tidak memberi tahu
detektif Mills dahulu mengenai kehamilannya.
Akhirnya
setelah melakukan observasi melalui studi pustaka, Somerset dan Mills menemukan
seorang pria yang bernama John Doe, yang ditemukan sangat sering meminjam buku
mengenai 7 dosa yang mematikan. Mereka melacak tempat tinggal John Doe. Ketika mereka
tiba di apartemen John Doe, terjadi kejar-kejaran antara kedua detektif ini dan
John Doe. Namun sayangnya John Doe berhasil melarikan diri. Mereka akhirnya
memutuskan untuk menyelidiki apartemen milik John Doe yang berisi
catata-catatan dan beberapa petunjuk untuk korban selanjutnya. Korban selanjutnya
adalah seorang pelacur yang mewakili “Lust”
atau nafsu. Hari berikutnya, ditemukan seorang model yang meninggal dengan
wajah yang hancur. Ditelusuri bahwa model itu membunuh dirinya dengan memotong
hidungnya. Model ini mewakili “Pride”
atau kebanggaan.
Setelah
kasus itu, mereka kembali ke kantor polisi, John Doe datang dan menyerahkan
diri untuk ditangkap. Setelah diselidiki, ternyata John Doe memotong kulit di
tangannya untuk menghindari sidik jarinya diketahui oleh kepolisian. Melalui pengacaranya,
John Doe mengatakan bahwa dia akan mengantar kedua detektif itu kepada dua
mayat terakhir yang dibunuhnya. Pada akhirnya kedua detektif ini setuju. John
Doe mengarahkan mereka ke suatu daerah gurun yang cukup jauh dari kota. Di dalam
perjalanan, John Doe mengklain bahwa Tuhan menyuruhnya untuk menghukum
orang-orang yang berdosa dan mengungkapkan bahwa dunia adalah tempat yang
mengerikan untuk para pendosa itu.
Setelah
sampai di lokasi itu, sebuah van datang. Supir itu kemudian menyerahkan sebuah
paket kepada detektif Somerset. Setelah dibuka, Somerset terkejut ketika
mengetahui bahwa isi paket tersebut adalah kepala dari istri detektif Mills.
Somerset kemudian berlari ke arah Mills yang sedang bersama dengan John Doe. Disitu
John Doe berkata bahwa dia iri dengan detektif Mills yang memiliki hidup yang
normal. Kemudian Doe mengatakan bahwa dirinya mewakili “Envy” atau iri hati. Ia kemudian memberi tahu kembali detektif
Mills mengenai kehamilan Tracy, kemudian bertanya apakah Mills ingin
membunuhnya dan menjadi “Wrath” atau
murka. Akhirnya detektif Mills, terdorong oleh rasa amrah menembaki John Doe
beberapa kali, sampai akhirnya John Doa mati dan “pekerjaannya” dianggap
selesai dengan sempurna. Diakhir film, ada suatu quote dari Ernest Hemingway yang isinya,”The world is a fine place and worth fighting for”
Teori dan Analisis
Kepribadian
menurut Kartini Kartono adalah sifat dan tingkah laku khas seseorang yang
membedakannya dengan orang lain ; integrasi karakteristik dari
struktur-struktur, pola tingkah laku, minat, pendirian, kemampuan dan potensi
yang dimiliki seseorang, segala sesuatu mengenai diri seseorang sebagaimana
diketahui orang lain.
Allport
juga mendefinisikan personality sebagau susunan psikofisik yang dinamis dalam
diri individu, yang menentukan penyesuaianyang unik terhadap lingkungan. Sistem
psikofisik yang dimaksud Allport melipui kebiasaan, sikap, nilai, keyakinan,
keadaan emosional, perasaan dan motif yang psikologis tetapi meliputi dasar
fisik dalam kelenjar, saraf, dan keadaan fisik secara umum.
Maslow
dan Mittelmann (Kartini Kartono, 1989 : 6-9), menyatakan bahwa pribadi yang
normal dengan jiwa yang sehat ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut.
- Memiliki rasa aman yang tepat (sense of security)
- Memiliki penilaian diri (self evaluation) dan wawasan (insight) yang rasional.
- Memiliki spontanitas dan emosional yang tepat.
- Memiliki kontak dengan realitas secara efisien.
- Memiliki dorongan-dorongan dan nafsu-nafsu yang sehat.
- Memiliki pengetahuan mengenai dirinya secara objektif.
- Memiliki tujuan hidup yang adekuat, tujuan hidup yang realistis, yang didukung oleh potensi.
- Mampu belajar dari pengalaman hidupnya.
- Sanggup untuk memenuhi tuntutan-tuntutan kelompoknya.
- Ada sikap emansipasi yang sehat pada kelompoknya.
- Kepribadiannya terintegrasi.
Singgih
Dirgagunarsa (1998 : 145) menyatakan bahwa psikopat merupakan hambatan kejiwaan
yang menyebabkan penderita mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri terhadap
norma-norma sosial yang ada di lingkungannya. Penderita psikopat memperlihatkan
sikap egosentris yang besar, seolah-olah patokan untuk semua perbuatan dirinya
sendiri saja. Psikopat tak sama dengan gila (skizofrenia/psikosis) karena seorang psikopat sadar sepenuhnya akan
perbuatannya. Gejalanya sendiri sering disebut psikopati, pengidapnya
seringkali disebut orang gila tanpa gangguan mental.
Menurut
Kartini Kartono (1999 : 95), psikopat adalah bentul kekalutanmental (mental
disorder) yang ditandai dengan tidak adanya pengorganisasian dan
pengintegrasian pribadi sehingga penderita tidak pernah bisa bertanggung jawab
secara moral dan selalu konflik dengan norma-norma sosial dan hukum. Selanjutnya
Kartini Kartono menyebutkan gejala-gejala psikopat antara lain sebagai berikut
:
- Tingkah laku dan realasi social penederita selalu asosial, eksentrik dan kronis patologis, tidak memiliki kesadaran social dan inteligensi sosial.
- Sikap penderita psikopat selalu tidak menyenangkan orang lain.
- Penderita psikopat cenderung bersikap aneh, sering berbuat kasar bahkan ganas terhadap siapapun.
- enderita
psikopat memiliki kepribadian yang labil dan emosi yang tidak matang.
Dalam bukunya yang berjudul The Mask of Sanity, Hervey Cleckley mendeskripsikan 16 karakteristik yang biasa ditemukan dalam individu psikopat :
- Superficial charm and good “intelligence” ditunjukkan pada saat wawancara dengan Doe, detektif Mills dan Somerset berusaha untuk mengetahui asal usul John Doe, mereka menemukan bahwa John Doe kaya dengan sendirinya, berpendidikan, dan gila. Terlihat juga bahwa John Doe berpendidikan dengan caranya mencari cara untuk menghilangkan jejak dan studi-nya mengenai 7 dosa yang mematikan. Dia juga sangat sabar dalam merencakan pembunuhan yang akan dilakukannya secara matang. Saat diwawancara, dia juga pandai dalam memutar balikkan kata dan membuat orang lain ter-persuasi akan apa yang dikatakannya.
- Absence of delusional and other signs of irrational thinking. Dia menganggap bahwa tindakan yang dilakukannya adalah perintah dari Tuhan. Untuk menghukum orang-orang yang dianggap berdosa.
- Absence of “nervousness” or psychoneurotic manifestations. Ditunjukkan bahwa saat di investigasi dan diwawancara oleh kedua detektif saat di mobil, John Doe tidak menunjukkan tanda-tanda tertekan. Dia dengan santai menaggapi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh kedua detektif itu tanpa terlihat terintimidasi.
- Unreliability
- Untruthfulness and insincerity. Kurang sesuai dengan karakter John Doe. Karena disini dia mengatakan apa yang benar menurut pikirannya.
- Lack of remorse and shame. Berdasarkan cerita, John Doe tidak mengalami rasa penyesalan sedikit pun atas pembunuhan yang dilakukannya. Dia juga mengatakan bahwa dia tidak mengashani orang-orang tersebut. Dia malah merasa bangga akan apa yang telah berhasil dia kerjakan. Dia juga tidak malu dianggap sebagai orang gila dan sebagainya.
- Inadequately motivated antisocial behavior. Kurang dijelaskan di dalam film. Tapi sepertinya John Doe kurang baik dalam berkomunikasi di lingkungannya. Dia pandai berbicara dan memutarbalikkan fakta yang ada.
- Poor judgement and failure to learn by experience
- Pathologic egosentric and incapability in love. Kurangnya rasa empati karena dia bisa membunuh para korbannya dengan tenang dan tanpa rasa bersalah. Dia juga membunuh korbannya dengan cara yang sadis dan tidak berperikemanusiaan.
- General poverty in mayor affective reaction.
- Specific loss of insight. Apa yang benar menurut John Doe sebenarnya sangat merugikan pihak-pihak lain. Disini dia menganggap bahwa dia mendapatkan perintah dari Tuhan yang kemudian dipertanyakan oleh detektif Somerset, jika ini perintah Tuhan menurut John Doe, mengapa dia terlihat sangat senang dengan apa yang dilakukannya dan tidak terlihat terpaksa. Dalam hal ini membunuh.
- Unreponsiveness in general interpersonal relations. John Doe kurang peduli dengan lingkungannya.
- Fantastic and uninviting behavior with drink and sometimes without. Hal ini kurang dijelaskan di dalam film ini.
- Suicide threats rarely carried out. Seperti di dalam film, John Doe tidak mengancam akan bunuh diri atau sebagainya. Dia hanya menyerahkan diri secara sukarela.
- Sex life impersonal, trivial, and poorly integrated
- Failure to follow any life plan.
Ciri-ciri
psikopat menurut Psychopathic Checklist-Revised sebagai berikut : fasih
berbicara dengan daya tarik yang superfisial, merasa diri berharga, berbohong,
menipu dan manipulatif, emosi dangkal atau kurangnya rasa bersalah, kurangnya
empati dan sifat tidak berperasaan, gaya hidup parasit, rendahnya kontrol
perilaku, perilaku seksual yang sembarangan, tidak realistik, impulsif, tidak
bertanggung jawab, gagal mengerjakan tanggung jawab pribadi, relasi pernikahan
yang pendek, kenakalan masa remaja, pandai dalam tindak kriminal. (Pasanen &
Lee, 2008; Blair, 2010; James, 2010 dalam Ivana Sajogo)
ngapain lu bawa bawa kartini kartono goblok wkwk...
ReplyDelete-___-
ReplyDelete