Wednesday, 28 May 2014

Analisis Film "Se7en"



Review

                Secara ringkas, film ini bercerita tentang dua detektif bernama Somerset, seorang detektif senior yang sebentar lagi akan pensiun, diperankan oleh Morgan Freeman dan David Mills, seorang detektif muda yang baru saja dipindahkan dari suatu distrik, diperankan oleh Brad Pitt. Dihari pertama mereka bekerja bersama, mereka menemukan seorang pria obesitas yang dipaksa untuk makan sampai akhirnya mati, pria ini mewakili “Gluttony” atau kerakusan. Pada hari selanjutnya, ditemukan seorang jaksa yang juga terbunuh dengan sadis. Di dekat lokasi kematian jaksa ini ditemukan tulisan “Greed” atau keserakahan. Disini, kedua detektif itu menemukan beberapa petunjuk yang menuntun mereka kepada seorang pembunuh berantai yang menghubungkan kejahatannya dengan “Seven deadly sins” atau 7 dosa yang mematikan. Dua hari kemudian, sidik jari yang mereka temukan di lokasi sebelumnya menuntun mereka ke suatu apartemen dan menemukan seorang pria sekarat yang sedang diikatkan ke kasurnya. Pada awalnya, kedua detektif ini mengira bahwa pria itu sudah mati tapi ternyata belum. Di lokasi ini juga ditemukan foto-foto yang sengaja diambil oleh pembunuh tersebut sama seperti di lokasi-lokasi sebelumnya. Pada pria yang ditemukan sekarat ini ditemukan kata “Sloth” atau kemalasan.
                Di sisi lain, ada Tracy Mills, istri dari detektif Mills yang diperankan oleh Gwyneth Paltrow. Dia merasa kurang nyaman dengan kepindahannya ke kota baru ini ditambah dengan kasus yang sedang ditangani suaminya. Suatu hari, Tracy mengajak untuk bertemu dengan detektif Somerset. Tracy memberi tahu bahwa dia sedang mengandung dan berencana untuk melakukan aborsi. Namun dicega oleh detektif Somerset yang menyarankan untuk bersabar dan untuk tidak memberi tahu detektif Mills dahulu mengenai kehamilannya.
                Akhirnya setelah melakukan observasi melalui studi pustaka, Somerset dan Mills menemukan seorang pria yang bernama John Doe, yang ditemukan sangat sering meminjam buku mengenai 7 dosa yang mematikan. Mereka melacak tempat tinggal John Doe. Ketika mereka tiba di apartemen John Doe, terjadi kejar-kejaran antara kedua detektif ini dan John Doe. Namun sayangnya John Doe berhasil melarikan diri. Mereka akhirnya memutuskan untuk menyelidiki apartemen milik John Doe yang berisi catata-catatan dan beberapa petunjuk untuk korban selanjutnya. Korban selanjutnya adalah seorang pelacur yang mewakili “Lust” atau nafsu. Hari berikutnya, ditemukan seorang model yang meninggal dengan wajah yang hancur. Ditelusuri bahwa model itu membunuh dirinya dengan memotong hidungnya. Model ini mewakili “Pride” atau kebanggaan.
                Setelah kasus itu, mereka kembali ke kantor polisi, John Doe datang dan menyerahkan diri untuk ditangkap. Setelah diselidiki, ternyata John Doe memotong kulit di tangannya untuk menghindari sidik jarinya diketahui oleh kepolisian. Melalui pengacaranya, John Doe mengatakan bahwa dia akan mengantar kedua detektif itu kepada dua mayat terakhir yang dibunuhnya. Pada akhirnya kedua detektif ini setuju. John Doe mengarahkan mereka ke suatu daerah gurun yang cukup jauh dari kota. Di dalam perjalanan, John Doe mengklain bahwa Tuhan menyuruhnya untuk menghukum orang-orang yang berdosa dan mengungkapkan bahwa dunia adalah tempat yang mengerikan untuk para pendosa itu.
                Setelah sampai di lokasi itu, sebuah van datang. Supir itu kemudian menyerahkan sebuah paket kepada detektif Somerset. Setelah dibuka, Somerset terkejut ketika mengetahui bahwa isi paket tersebut adalah kepala dari istri detektif Mills. Somerset kemudian berlari ke arah Mills yang sedang bersama dengan John Doe. Disitu John Doe berkata bahwa dia iri dengan detektif Mills yang memiliki hidup yang normal. Kemudian Doe mengatakan bahwa dirinya mewakili “Envy” atau iri hati. Ia kemudian memberi tahu kembali detektif Mills mengenai kehamilan Tracy, kemudian bertanya apakah Mills ingin membunuhnya dan menjadi “Wrath” atau murka. Akhirnya detektif Mills, terdorong oleh rasa amrah menembaki John Doe beberapa kali, sampai akhirnya John Doa mati dan “pekerjaannya” dianggap selesai dengan sempurna. Diakhir film, ada suatu quote dari Ernest Hemingway yang isinya,”The world is a fine place and worth fighting for

Teori dan Analisis
                 
Kepribadian menurut Kartini Kartono adalah sifat dan tingkah laku khas seseorang yang membedakannya dengan orang lain ; integrasi karakteristik dari struktur-struktur, pola tingkah laku, minat, pendirian, kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang, segala sesuatu mengenai diri seseorang sebagaimana diketahui orang lain.
                Allport juga mendefinisikan personality sebagau susunan psikofisik yang dinamis dalam diri individu, yang menentukan penyesuaianyang unik terhadap lingkungan. Sistem psikofisik yang dimaksud Allport melipui kebiasaan, sikap, nilai, keyakinan, keadaan emosional, perasaan dan motif yang psikologis tetapi meliputi dasar fisik dalam kelenjar, saraf, dan keadaan fisik secara umum.
                Maslow dan Mittelmann (Kartini Kartono, 1989 : 6-9), menyatakan bahwa pribadi yang normal dengan jiwa yang sehat ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut.

  • Memiliki rasa aman yang tepat (sense of security) 
  • Memiliki penilaian diri (self evaluation) dan wawasan (insight) yang rasional.   
  • Memiliki spontanitas dan emosional yang tepat. 
  • Memiliki kontak dengan realitas secara efisien. 
  • Memiliki dorongan-dorongan dan nafsu-nafsu yang sehat. 
  • Memiliki pengetahuan mengenai dirinya secara objektif. 
  • Memiliki tujuan hidup yang adekuat, tujuan hidup yang realistis, yang didukung oleh potensi. 
  • Mampu belajar dari pengalaman hidupnya. 
  • Sanggup untuk memenuhi tuntutan-tuntutan kelompoknya. 
  • Ada sikap emansipasi yang sehat pada kelompoknya. 
  • Kepribadiannya terintegrasi.

                Singgih Dirgagunarsa (1998 : 145) menyatakan bahwa psikopat merupakan hambatan kejiwaan yang menyebabkan penderita mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri terhadap norma-norma sosial yang ada di lingkungannya. Penderita psikopat memperlihatkan sikap egosentris yang besar, seolah-olah patokan untuk semua perbuatan dirinya sendiri saja. Psikopat tak sama dengan gila (skizofrenia/psikosis) karena seorang psikopat sadar sepenuhnya akan perbuatannya. Gejalanya sendiri sering disebut psikopati, pengidapnya seringkali disebut orang gila tanpa gangguan mental.
                Menurut Kartini Kartono (1999 : 95), psikopat adalah bentul kekalutanmental (mental disorder) yang ditandai dengan tidak adanya pengorganisasian dan pengintegrasian pribadi sehingga penderita tidak pernah bisa bertanggung jawab secara moral dan selalu konflik dengan norma-norma sosial dan hukum. Selanjutnya Kartini Kartono menyebutkan gejala-gejala psikopat antara lain sebagai berikut :

  1. Tingkah laku dan realasi social penederita selalu asosial, eksentrik dan kronis patologis, tidak memiliki kesadaran social dan inteligensi sosial.   
  2. Sikap penderita psikopat selalu tidak menyenangkan orang lain. 
  3. Penderita psikopat cenderung bersikap aneh, sering berbuat kasar bahkan ganas terhadap siapapun.   
  4. enderita psikopat memiliki kepribadian yang labil dan emosi yang tidak matang.

    Dalam bukunya yang berjudul The Mask of Sanity, Hervey Cleckley mendeskripsikan 16 karakteristik yang biasa ditemukan dalam individu psikopat :
  1. Superficial charm and good “intelligence” ditunjukkan pada saat wawancara dengan Doe, detektif Mills dan Somerset berusaha untuk mengetahui asal usul John Doe, mereka menemukan bahwa John Doe kaya dengan sendirinya, berpendidikan, dan gila. Terlihat juga bahwa John Doe berpendidikan dengan caranya mencari cara untuk menghilangkan jejak dan studi-nya mengenai 7 dosa yang mematikan. Dia juga sangat sabar dalam merencakan pembunuhan yang akan dilakukannya secara matang. Saat diwawancara, dia juga pandai dalam memutar balikkan kata dan membuat orang lain ter-persuasi akan apa yang dikatakannya. 
  2. Absence of delusional and other signs of irrational thinking. Dia menganggap bahwa tindakan yang dilakukannya adalah perintah dari Tuhan. Untuk menghukum orang-orang yang dianggap berdosa.
  3. Absence of “nervousness” or psychoneurotic manifestations. Ditunjukkan bahwa saat di investigasi dan diwawancara oleh kedua detektif saat di mobil, John Doe tidak menunjukkan tanda-tanda tertekan. Dia dengan santai menaggapi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh kedua detektif itu tanpa terlihat terintimidasi.
  4. Unreliability 
  5. Untruthfulness and insincerity. Kurang sesuai dengan karakter John Doe. Karena disini dia mengatakan apa yang benar menurut pikirannya.   
  6.  Lack of remorse and shame. Berdasarkan cerita, John Doe tidak mengalami rasa penyesalan sedikit pun atas pembunuhan yang dilakukannya. Dia juga mengatakan bahwa dia tidak mengashani orang-orang tersebut. Dia malah merasa bangga akan apa yang telah berhasil dia kerjakan. Dia juga tidak malu dianggap sebagai orang gila dan sebagainya.
  7. Inadequately motivated antisocial behavior. Kurang dijelaskan di dalam film. Tapi sepertinya John Doe kurang baik dalam berkomunikasi di lingkungannya. Dia pandai berbicara dan memutarbalikkan fakta yang ada.
  8. Poor judgement and failure to learn by experience
  9. Pathologic egosentric and incapability in love. Kurangnya rasa empati karena dia bisa membunuh para korbannya dengan tenang dan tanpa rasa bersalah. Dia juga membunuh korbannya dengan cara yang sadis dan tidak berperikemanusiaan.
  10. General poverty in mayor affective reaction.
  11. Specific loss of insight. Apa yang benar menurut John Doe sebenarnya sangat merugikan pihak-pihak lain. Disini dia menganggap bahwa dia mendapatkan perintah dari Tuhan yang kemudian dipertanyakan oleh detektif Somerset, jika ini perintah Tuhan menurut John Doe, mengapa dia terlihat sangat senang dengan apa yang dilakukannya dan tidak terlihat terpaksa. Dalam hal ini membunuh.
  12. Unreponsiveness in general interpersonal relations. John Doe kurang peduli dengan lingkungannya. 
  13. Fantastic and uninviting behavior with drink and sometimes without. Hal ini kurang dijelaskan di dalam film ini.
  14. Suicide threats rarely carried out. Seperti di dalam film, John Doe tidak mengancam akan bunuh diri atau sebagainya. Dia hanya menyerahkan diri secara sukarela.
  15. Sex life impersonal, trivial, and poorly integrated
  16. Failure to follow any life plan.

                Ciri-ciri psikopat menurut Psychopathic Checklist-Revised sebagai berikut : fasih berbicara dengan daya tarik yang superfisial, merasa diri berharga, berbohong, menipu dan manipulatif, emosi dangkal atau kurangnya rasa bersalah, kurangnya empati dan sifat tidak berperasaan, gaya hidup parasit, rendahnya kontrol perilaku, perilaku seksual yang sembarangan, tidak realistik, impulsif, tidak bertanggung jawab, gagal mengerjakan tanggung jawab pribadi, relasi pernikahan yang pendek, kenakalan masa remaja, pandai dalam tindak kriminal. (Pasanen & Lee, 2008; Blair, 2010; James, 2010 dalam Ivana Sajogo)

2 comments: