Sunday, 23 March 2014

Tes Individu dan Populasi Khusus & Tes Minat

Populasi khusus adalah suatu populasi dari individu yang terbentuk karena beberapa alasan, seperti terbentuk berdasarkan rentang usia tertentu, dan berdasarkan adanya abnormalitas, yaitu kebutuhan khusus pada individu, yang tidak sama dengan kebutuhan rata-rata individu pada umumnya. Ada pula tes kelompok, yaitu tes tertentu yang dibuat atas dasar kebutuhan tertentu pula. Beberapa hal yang dapat menjadi dasar terbentuknya tes kelompok antara lain jenis kelamin pria atau wanita, dan dapat juga berdasarkan kelompok budaya tertentu. Empat kategori utama tes populasi khusus antara lain :
  • Tes untuk tingkat bayi dan prasekolah
  •  Tes yang digunakan untuk penaksiran komprehensifitas orang-orang dengan mental terbelakang
  • Tes untuk orang dengan aneka ragam kekeurangan indrawi dan motorik
  • Tes yang dirancang untuk digunakan melintasi berbagai kultur atau sub-kultur.


Pengetesan Bayi dan Anak-anak Prasekolah

Sejumlah anak taman kanak-kanak bisa di tes dalam kelompok-keolpok kecil dengan jenis tes yang disusun untuk tingkat-tingkat dasar. Kebanyakan tes untuk anak-anak dibawah umur 6 tahun adalah tes kinerja atau tes lisan. Sedikit tes saja yang menuntut pemakaian dasar kertas dan pensil. Lazim untuk membagi lima tahun pertama menjadi masa bayi dan prasekolah.
Skala-skala khusus yang dirancang untuk ana-anak dari masa kanak-kanak awal serta mewakili berbagai pendekatan :
  • Skala Weschler
  • Skala Stanford-Binet
  • Skala Kaufman
  • Skala kemampuan diferensial


Bayley mengamati bahwa skala-skalanya, seperti smeua tes bayi, seharusnya digunakan, terutama untuk menaksir status perkembangan dewasa ini daripada untuk memprediksi tingkat-tingkat kemampuan selanjutnya. Perkembangan kemmapuan pada usia dini ini rentan terhadap begitu banyak pengaruh yang mengganggu sehingga memberikan prediksi yang bernilai kecil. Aylward (1995) telah mempersiapkan Bayley Infants Neurodevelopmental Screener (BINS), pengukuran yang diancang untuk dengan cepat menilai anak-anak dari 3-24 bulan dengan menggunakan kombinasi antara 11 dan 13 soal dari Bayley-II dan ters-tes neurologis lainnya.

Tes untuk orang dengan aneka ragam kekurangan indrawi dan motorik

  • Kerusakan pendengaran : anak-anak dengan kerusakan pendengara biasanya dirugikan oleh tes-tes verbal dan bila ini verbal dipresentasikan secra visual. Tetapi dengan kemajuan akhir-akhir ini, penilaian fungsi pendengaran telah mendiagnosis kerusakan pendengaran secara akurat dan memulai pemulihan saat bayi berusia beberapa bulan (Shah & Boyden, 1991). Pengetesan anak-anak tuna rungu adalah sasaran primer dalam pengembangan skala kinerja paling awal, seperti Pintner-Paterson performance Scale dan Arthur Performance Scale. Tes verbal digunakan jika pertanyaan lisan diketik pada kartu. Pada tingkatan yang lebih dasar , Hiskey-Nebraska Test of Leraning Aptitude (Hiskey, 1966) dikembangkan dan dibakukan untuk anak-anak tuli dan sulit mendengar. Ini tes individual yang cocok untuk anak umur 3-17 tahun. Hiskey-Nebraska memiliki reliabilitas dan bukti validitas memadai dan dipandang sebagai salah satu tes terbaik untuk digunakan pada anak-anak dengan kerusakan pendengaran (Sullivan & Burley, 1990).
  • Kerusakan penglihatan : teknik-teknik pengetesan yang sesuai telah digunakan, misalnya dengan tape recorder. Tes-tes seperti College Board Scholastic Assesment Test (SAT) juga dalam format tipe besar atau huruf braille. Contoh paling awal tentang tes intelegensi umum yang telah diadaptasi utnuk para tunanetra adalah tes binet. Profil Weschler atas anak-anak dengan kerusakan penglihatan talah menunjukkan pola yang sama melintasi berbagai telaah; hasilnya menunjukkan bahwa komposisi factorial tugas berbeda untuk mereka dibanding untuk anak dengan penglihatan normal. Meskipun IQ dianggap sebagai ukuran akurat seluruh fungsi kognitif anakdengan kerusakan penglihatan, dalam tangan penguji skala Weschler bisa menyediakan informasi dignostik yang berguna dengan kekuatan dana kelamahan anak-anak. Untuk anak-anak kerusakan penglihatan mempunyai contoh tebaik yaitu Blind Learning Aptitude Test (BLAT) adalah tes yang diselenggarakan secara individual, yang memssukan soal-soal yang diadaptasi dari tes-tes lain , misalnya Raven’s Progressive Matrices dan soal-soal non-verbal lain.
  • Kerusakan motorik : ketidakmampuan motorik yang parah ditemukan di antara orang-orang dengan cerebral palsy yang menggunakan tes intelegensi umum seperti Stanford-Binet. berbagai tes yang dibahas pada awalnya dirancang untuk digunakan dalam pengetesan silang-budaya. juga dapat diterapkan pada orang-orang tidak mampu secara motorik. adaptasi Leiter International Performance Scale dan Porteus Mazes untuk anak-anak cerebral Palsy(Allen & Collin, 1995; Arnold, 1951). Jenis tes lain yang memungkinkan penggunaan respon dengan menunjuk adalah tes kosakata bergambar. Tes ini memberikan ukuran cepat atas kosakata 'penggunaan' yang membuat tes itu dapat diterapkan terutama pada orang-orang yang tidak mampu membuat vokalisasi dengan baik dan para tuna rungu. Prosedur yang sama dari pengadaan tes digabungkan dalam tes klasifikasi bergambar sebagaimana diilustrasikan oleh Columbia Mental Maturity Scale. Data ekstensif tentang validitas dan kemampuan aplikasi CMMS pada berbagai kelompok individu penyandang cacat sudah tersedia untuk bentuk awal tes ini. Akan tetapi,  karena norma-normanya sudah kadaluarsa dan rentang penaksiran kemampuan yang sempit kemampuan aplikasi CMMS agak terbatas.
Minat merupakan faktor dari dalam individu yang menunjuk pada typical performance. Dalam konteks pekerjaan, tampilan ini mengacu pada senang atau tidak senangnya individu pada suatu bidang pekerjaan. Seseorang akan menjadi berhasil apabila dirinya memiliki kemampuan yang disertai dengan minat yang tinggi terhadap suatu pekerjaan yang diembannya. Tes minat merupakan suatu alat ukur yang dirancang untuk mangukur dan manganalisis minat seseorang. Tujuan dari tes ini, adalah membantu menemukan minat dasar yang dimiliki seseorang, setelah diketahui minat dasar yang dimiliki seseorang (ada tidaknya minat terhadap sesuatu, arah minat individu, serta kuat lemahnya minat yang dimiliki), maka dapat digunakan untuk membantu individu yang bersangkutan menjadi pekerja keras atau orang yang berminat, memiliki penyesuaian diri yang baik dan efektif.

1 comment:

  1. Oke, jadi hari ini diawali dengan tanya jawab. Seperti biasa. Terus jam 9 kita mulai diabsen satu persatu sambil ditanyain tentang pendapat kita mengenai pameran foto UP, yang waktu itu merupakan salah satu tugas untuk di-review di blog ini. Proses tanya jawab itu sendiri cukup lama, hampir makan 1 jam sendiri. Salah satu tujuan tanya jawab itu adalah biar kita-kita yang pasif di dalam kuliah mau bicara. Mungkin karena yang biasanya tanya orangnya itu-itu aja. Terus kita mulai masuk ke materi. Gak banyak yang bisa dijelaskan di pertemuan itu sendiri. Soalnya tiap pertanyaan kayak kurang kejawab gitu. Satu soal belom selesai dibahas terus muncul pertanyaan lain. Tapi ini kurang lebih inti pembicaraan kita waktu itu.
    Kita membahas tes individu, tes kelompok, dan tes minat. Terus di pertemuan ini kita membahas bakat (aptitude), sikap (attitude), dan minat (interest). Ini penjabarannya :

    1. Bakat (Aptitude) : rangkaian karakteristik yang dipandang sebagai gejala kemampuan individu untuk memperoleh pengtahuan, keterampilan, atau serangkaian respon melalui latihan-latihan (Bennet, 1952). DAT juga termasuk tes bakat. Pada umumnya, tes bakat dibagi mejadi 2 yaitu : 1.) Test Special Aptitude yang terfokus pada satu bakat saja. Misalnya mengukur kemampuan di bidang tekhnik mekanik, bakat pekerjaan tertentu, dsb. 2.) Batteries Test yang terdiri dari sejumlah tes dan dapat diperoleh analisis profil untuk seseorang individu. DAT disusun oleh George K Bennet dan Harold G Wesman. Awalnya dibuat utuk mendapatkan prosedur ilmiah dalam menilai murid baik laki-laki maupun perempuan secara teritegrasi dan terstandar. Juga secara luas dipakai didalam dunia perusahaan. Test DAT termasuk sebagai test aptitude special yang dikhususkan unutk mengukur bakat yang spesifik.
    2. Sikap (Attitude) : menutur kamus besar bahasa Indonesia oleh W.J.S Poerwodarminto pengertian sikap adalah perbuatan yang didasari oleh keyakinan berdasarkan norma-norma yang ada di masyarakat dan biasanya norma agama. Sikap dapat diukur dengan metode :
    • Measurement by scales : pengukuran sikap dengan menggunakan skala.
    • Measurement by rating : pengukuran sikap dengan meminta pendapat atau penilaian para ahli yang mengetahui sikap individu yang dituju.
    • Indirect method : pengukuran sikap secara tidak langsung yakni mengamati perubahan sikap yang bersangkutan.
    3. Minat (Interest) : menurut Elizabeth Hurlock merupakan sumber motivasi yang mendorong untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Salah satu tes minat yaitu Kuder Occupational Interest Survey (KOIS).

    Ya, kurang lebih itu yang dibahas di pertemuan kita kali ini. Semoga minggu depan semakin banyak materi yang bisa kita terima di kuliah.

    ReplyDelete