Psikodiagnostik dan Psikologi Diferensial
Istilah psikologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari "psyche" yang berarti jiwa dan "logos" yang berarti ilmu. Jadi secara etimologi psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya, maupun latar belakangnya. Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh secara sistematis melalui metode-metode ilmiah yang mengandung beberapa syarat. objek yang dipelajari adalah perilaku (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dan proses-proses mental manusia.
Cabang dari ilmu psikologi adalah psikodiagnostik. Psikodiagnostik berperan sangat penting dalam ilmu psikologis untuk memahami individu lebih baik dan memberi perlakuan yang paling sesuai menurut deskripsi kepribadiannya. Deskripsi kepribadian diperoleh dengan beberapa teknik dan prosedur sistematis. Teknik-teknik tersebut antara lain wawancara, observasi, analisa dokumen pribadi (otobiografi, biografi, buku harian, surat pribadi, dll) dan tes psikologi atau disebut juga psikotes. Beberapa pengertian lain dari psikodiagnostik yaitu:
- Suatu teknik khusus dalam metode psikologi untuk mengungkapkan sifat dan luasnya psikis (Kisker, 1972).
- Dugaan hasil pengukuran atas simptom-simptom prilaku tertentu.
- Kegiatan deskripsi yang bertujuan untuk meletakan dasar bagi peramalan tingkah laku pasien dalam berbagai situasi.
- Keseluruhan cara, metode dan teknik untuk menentukan ciri atau struktur psikis individu atau kelompok individu.
- Psikologi umum mempelajari masalah, proses psikis, hukum-hukum, psikis secara umum, psikologi akademis, hukum umum empirik (pengamatan) dengan umum.
- Psikologi diferensial keadaan ‘psyche’ dari macam kepribadian, bangsa, tipe (stern) bervariasi hukumnya.
Metode psikologi differensial dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara penyelidikan, diantaranya :
- Penyelidikan variasa (perbedaan)
- Penyelidikan korelasi (hubungan variabel satu
dengan lainnya)
- Penyelidikan perbandingan
- Penyelidikan psikografi (terdapat didalam diri
seseorang)
Terdapat struktur psikis pada setiap
individu :
- Gejala : Sesaat/sementara, ada awal ada akhir, sifatnya sederhana dan tidak memiliki tujuan. Contoh : saat wantia mengalami pms (pramenstruasi).
- Act : Serangkaian gejala yang bertujuan,
adanya awal dan akhir. Contoh : terserempet motor, merasa kesal dan
memarahi orang yang menyerempet kita
- Disposisi : Menetap secara konsisten, tidak
ada awal atau akhir. Contoh : pilihan menjadi seseorang yang baik
atau jahat.
Psikodiagnostik bisa diaplikasikan kedalam beberapa
bidang ilmu seperti pendidikan, klinis, sosial, industri dan organisasi,
psikologi eksperimen, dan psikologi perkembangan. Penggunaan psikodiagnostik
juga dapat dibagi menjadi :
- Clinical Setting : Digunakan
pada usaha mendeteksi gangguan psikis yang dialami individu dan mengukur
kemamouan yang dimiliki individu, sehingga dapat diterapkan pola terapi
yang efektif.
- Legal Setting : Penggunaan
di pengadilan, rumah pemasyarakatan, tempat-tempat rehabilitasi yang
berhubungan dengan masalah tindak kejahatan, dan pusat rehabilitasi
pengguna narkoba.
- Educational and Vocational Guidance : Fokus pemerikasaannya lebih ditekankan pada bidang pengembangan
studi dan kerja. Digunakan di sekolah, universitas, pusat-pusat latihan,
dan pusat bimbingan karir.
- Educational and Vocational Selection : Digunakan untuk recruitment di perusahaan dan bidang pekerjaan,
penempatan kerja, dan mutasi.
- Research Setting : Untuk
kepentingan pengembangan ilmu dan pengembangan tekhnik serta metode
diagnostik. digunakan di lingkup akademik.
Didalam psikodiagnostik juga terdapat beberapa yang
dapat digunakan utnuk mencari tahu perilaku seseorang/individu. Teknik yang
dipakai antara lain :
- Observasi
- Angket
- Wawancara
- Metode pengumpulan bahan-bahan
- Metode biografis
- Tes psikologis
Kepribadian berasal dari bahasa latin “persona”, atau topeng yang dipakai orang untuk menampilkan dirinya pada dunia luar, tetapi psikolog memandang kepribadian lebih dari sekedar penampilan luar. Secara garis besar, kepribadian adalah pola sifat dan karakteristik tertentu, yang bersifat relatif permanen dan memberikan, baik konsistensi maupun individualitas pada perilaku seseorang. Sifat (trait) merupakan faktor penyebab adanya perbedaan antarindividual dalam perilaku, konsistensi perilaku dari waktu ke waktu, dan stabilitas perilaku dalam berbagai situasi. Sifat bisa saja unik, sama pada beberapa kelompok manusia, atau dimiliki semua manusia, tetapi pola sifat pasti berbada pada masing-masing individu. Terdapat 8 aspek dasar kepribadian. Diantaranya :
ReplyDelete1. Psikoanalisis : perhatian pada pengaruh-pengaruh tidak sadar; pentingnya dorongan seksual, bahkan dalam bidang-bidang nonseksual.
2. Neo-analisis/Ego : penekanan pada diri (self) yang berjuang untuk mengatasi emosi dan dorongan didalam diri dan tuntutan dari orang lain di luar diri.
3. Biologis : menitikberatkan pada kecenderungan dan keterbatasan yang berasal dari warisan genetis; bisa dengan udah dikombinasikan dengan sebagian besar pendekatan lain.
4. Behaviorisme : dapat mendorong analisis yang lebih ilmiah mengenai pengalaman belajar yang membentuk kepribadian.
5. Kognitif : melihat sifat aktif dari pikiran manusia; menggunakan pengetahuan modern dari psikologi kognitif.
6. Trait : teknik pemeriksaan individual yang baik.
7. Humanisme : menghargai hakikat spiritual seseorang; menekankan perjuangan untuk mencapai pemenuhan diri dan harga diri.
8. Interaksionisme : memahami bahwa kita adalah diri yang berbeda dalam situasi yang berbeda.
Didalam kepribadian, terdapat 3 aspek yang dapat diukur yaitu intelegensi (IQ), emosi (EQ), dan spiritual (SQ). Intelegensi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat sukar, rumit/kompleks, abstrak, efisien, beradaptasi untuk mencapai tujuan, mempunyai nilai sosial, orisinil. Dan berusaha untuk mempertahankan kegoatan-kegiatan tersebut pada situasi-situasi yang membutuhkan konsentrasi, energi, serta bersifat resisten terhadap emosi (Stoddard). Intelegensi juga didefinisikan sebagai suatu kemampuan umum individu yang melibatkan sebagian besar pendidikan yang dimilikinyadimana terkait satu dengan yang lainnya (Spearman, 1904). Intelegensi dapat diukur dengan tes IQ. IQ atau kecerdasan intelektual adalah ukuran kemampuan intelektual, analisis, logika, dan rasio seseorang. IQ merupakan kecerdasan otak untuk menerima, menyimpan, dan mengolah informasi menjadi fakta.
Emosi berasal dari bahasa Latin , yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Emosi dapat diukur menggunakan tes EQ. Tes EQ atau kecerdasan emosional didefinisikan sebagai kemampuan mengenali perasaan sendiridan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, serta kemampuan mengolah emosi dengan baik pada diri sendiri dan orang lain. Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat menggangu perilaku intensional manusia (Prawitasari, 1995).
Sumber :
Kalat, J. W. (2010) Biological Psychology. Jakarta : Salemba Humanika.
Feist, Jess & Feist, G. J (2013) Teori Kepribadian. Jakarta : Salemba Humanika.
Subaidi, Ahmad (2009) Tes Intelegensi. Jakarta : Mitra Wacana Media.
belajarpsikologi.com